Sabtu, 10 November 2012

TEORI AKUNTANSI



KONSEP DASAR AKUNTANSI
          Konsep dasar akuntansi adalah suatu konsep yang berlaku secara umum tentang suatu asumsi, anggapan, pandangan maupun pendapat dalam menyajikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Seperti konsep kesatuan usaha, konsep harga perolehan, konsep kesinambungan, dan sebagainya. Baiklah, untuk lebih jelasnya mari dilanjutkan beberapa contoh konsep dasar akuntansi.
1) Konsep Kesatuan Usaha
Dalam konsep kesatuan usaha ini, perusahaan merupakan suatu kesatuan ekonomi yang terpisah dari pihak yang berkepentingan dengan sumber perusahaan. Artinya keuangan perusahaan terpisah dari pemilik, terpisah dari keuangan karyawan dan terpisah pula dari keuangan pada direksi. Sehingga perusahaan dianggap sebagai satu kesatuan usaha.
2) Konsep Harga Perolehan
Artinya konsep ini adalah setiap transaksi pembelian satu barang harus dicatat sebesar harga perolehan tersebut. Contohnya, dibeli sebuah mesin seharga Rp. 9.500.000,00 sebelum operasi masih diperlukan biaya pemasangan Rp.400.000,00 maka harga perolehan menjadi Rp. 9.900.000,00 (Rp.9.500.000,00 + Rp. 400.000,00). Sehingga nilai inilah yang dicatat dalam akuntansi. Harga perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh satu unit barang atau jasa dalam pertukaran sampai barang tersebut siap dipakai.
3) Konsep Kesinambungan
Perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya, tentunya berupaya untuk melaksanakan kegiatan perusahaan secara berkesinambungan atau terus menerus. Dalam proses usaha itu, senantiasa dibuat laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang disusun secara berkala dapat dibandingkan sehingga diperoleh informasi tentang kemajuan atau kemunduran usaha. Dengan membandingkan laporan keuangan dari satu periode dengan periode lainnya dapat diperoleh suatu data yang pasti tentang naik turunnya pendapatan dan beban, sebagai dasar dalam membuat suatu kebijaksanaan untuk kemajuan perusahaan.
4) Konsep Pengukuran dengan Uang
Pengukuran dengan nilai uang artinya seluruh informasi utama dalam laporan keuangan itu diukur dengan satuan ukur uang, karena uang sudah umum digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban perusahaan serta perubahannya.
5) Periode Akuntansi
Kegiatan perusahaan dipisahkan dalam periode-periode. Penyajian informasi berupa laporan keuangan dibuat secara berkala akan membantu pihak yang berkepentingan dalam mengambil suatu keputusan. Misalnya per tahun, triwulan atau semesteran.
6) Penetapan Beban dan Pendapatan
Penetapan beban dan pendapatan perusahaan diakui dalam periode yang bersangkutan, sehingga beban dan pendapatan yang terjadi benar-benar sudah direalisasi. Perhitungan laba/rugi yang dilaporkan menggambarkan keadaan yang sebenarnya dalam suatu periode tertentu.
 
Tipe Dari Konsep Dasar Akuntansi yaitu:
Going concern ( Kesinambungan)
merupakan salah satu konsep penting akuntansi konvensional. Inti going concern terdapat pada Balance Sheet perusahaan yang harus merefleksikan nilai perusahaan untuk menentukan eksistensi dan masa depannya. Lebih detil lagi, going concern adalah suatu keadaan di mana perusahaan dapat tetap beroperasi dalam jangka waktu ke depan, dimana hal ini dipengaruhi oleh keadaan financial dan non financial. Kegagalan mempertahankan going concern dapat mengancam setiap perusahaan, terutama diakibatkan oleh manajemen yang buruk, kecurangan ekonomis dan perubahan kondisi ekonomi makro seperti merosotnya nilai tukar mata uang dan meningkatnya inflasi secara tajam akibat tingginya tingkat suku bunga.
Business Entity
Konsep ini menganggap bahwa Perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya atau dengan kata lain dianggap sebagai “unit akuntansi” yang terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha yang lain. Untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemegang saham atau pemilik. Maka transaksi-transaksi perusahaan dipisahkan dari transaksi-transaksi pemilik dan oleh karenanya maka semua pencataan dan laporan dibuat untuk perusahaan tadi.
Periode Akuntansi
Kegiatan perusahaan berjalan terus dari periode yang satu ke periode yang lain dengan volume dan laba yang berbeda. Masalah yang timbul adalah pengakuan dan pengalokasian ke dalam periode-periode tertentu di mana dibuat laporan-laporan keuangan. Laporan-laporan keuangan ini harus dibuat tepat pada waktunya agar berguna bagi manajemen dan kreditur. Oleh karena itu periode dilakukan alokasi periode-periode untuk transaksi-transaksi yang memengaruhi beberapa periode.
Pada umumnya suatu periode akuntansi terdiri dari 12 bulan atau satu tahun.
Unit Moneter ( Pengukuran dalam Satuan Uang)
 satuan hitung dalam suatu sistem moneter untuk menyatakan nilai uang, seperti rupiah di Indonesia, dolar di Amerika Serikat, dan yen di Jepang (unit of value; monetary unit)
Historical Cost (Histori Biaya)
 Prinsip ini menghedaki digunakannya harga perolehan dalka mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam transaksi. Wlaupun tedapat kesulitan sampai saat ini prinsip biaya historis masih tetap berlaku karena data biaya historis ini dianggap paling objektif.
Matching (Prinsip Mempertemukan)
 Yang dimaksud dengan prinip mempertemikan adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena  biaya tersebut. Ini berguan untuk menentukan besar penghasilan bersih setia periode. Kesulitan prinsip ini, contoh : biaya administrasi dan umum tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan perusahaan. Salah satu akibat dari prinsip ini adalah digunakannya dasar waktu dalam pembebanan biaya
Konsistensi
 Agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun, sehingga bila terdapat peebedaan antara sutau pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda.
 Objektivitas
Bahwa pencatatan transaksi-transaksi harus didasarkan pada dokumen asli.
Materialitas
Bahwa akuntansi hanya melaporkan atau berkepentingan dengan informasi keuangan yang dianggap material (penting) dalam hubungannya dengan pengambilan keputusan.
Konservatisme
Bahwa dalam keadaan ketidak pastian , akuntasi akan menentukan pilihan perlakuan atau tindakan akuntasi yang didasarkan pada keadaan, harapan kejadian, atau hasil yang dianggap kurang menguntungkan.
Transparansi
yaitu adanya kejelasan tugas dan kewenangan, dan ketersediaan informasi dalam melaporkan suatu laporan keuangan
Realisasi
Laporan yang menyajikan realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/deficit \, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran, yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.
 
 
 
Elemen – Elemen Laporan Keuangan.
Elemen – elemen laporan keuangan ( Basic Elemen ), berhubungan dengan perumusan arti atau makna dari item – item neraca dan laba rugi, Yaitu :
 
Elemen – Elemen Neraca :
  1. Aktiva
            Sumber – sumber ekonomi perusahaan, termasuk biaya – biaya yang telah terjadi yang dikui dan diukur berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Biaya – biaya yang telah dikeluarkan atau yang telah terjadi, dimasukan pada beban yang ditangguhkan ( deffered charges ), yang diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Namun, biaya tersebut tidk termasuk kategori sumber – sumber ekonomi perusahaan dalam artifisial.
 
  1. Kewajiban
            Pengorbanan – pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan pada masa yang akan datang dalam bentuk penyerahan aktiva atau pemberian jasa yang disebabkan oleh tindakan atau transaksi pada waktu lampau, yang diakui dan diukur berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kewajiban tersebut, termasuk kewajiban yang ditangguhkan pembayarannya ( deffered liability ) namun kewajiban yang dimaksudkan bukan merupakan kewajiban dalam artifisial.
 
  1. Ekuitas Pemilik
            Selisih antara sumber – sumber ekonomi dengan pengorbanan – pengorbanan ekonomis perusahaan ekonomis perusahaan, atau selisih antara jumlah aktiva dan kewajiban perusahaan yang merupakan bagian dari hak pemilik. Namun hal xtersebut bukan suatu ukuran nilai perusahaan.
                        Aktiva – Kewajiban = Ekuitas Pemilik
 
 
            Dalam hubungan itu, posisi keuangan perusahaan ( neraca ), yang meliputi ketiga elemen :
  1. Aktiva
  1. Kewajiban
  1. Ekuitas Pemilik
 
 
Dan juga ada unsur – unsur yang interen, yaitu : ketidakpastian, komitmen, dan hal – hal lainnya yang melekat pada perusahaan tertentu, dimana semua itu diperlukan pengungkapan yang cukup memadai sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
 
Elemen – Elemen Laporan Laba Rugi
 
  1. Pendapatan
            Peningkatan jumlah aktiva atau penurunan jumlah kewajiban perusahaan, yang timbul dari transaksi penyerahan barang atau jasa, atau aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode, yang diakui dan diukur berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
  1. Beban
            Penurunan jumlah aktiva atau kenaikan jumlah kewajiban perusahaan yang timbul dari konsekuensi transaksi pembelian barang atau jasa atau aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode, yang diakui dan diukur berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
  1. Laba Rugi
            Selisih lebih atau defisit antara jumlah pendapatan dengan beban dalam suatu periode akuntansi. Kenaikan atau penurunan tersebut, menambah atau mengurangi jumlah ekuitas pemilik perusahaan dalam satu periode akuntansi yang belaku umum.
 
                                    Pendapatan – beban = Laba ( Rugi ) Bersih
 
 
 
 
Karakteristik dan keterbatasan Akuntansi dan Laporan Keuangan
Konsep dasar merupakan konsep yang dianut dan dijadikan dasar dalam penelaran dan perekayasaan. Disebut konsep dasar karena kalau konsep tersebut dianut akan mempunyai implikasi akuntansi tertentu. Konsep dasar dapat disebut dengan berbagai nama yaitu:
  1. postulat
  1. asumsi dasar
  1. prinsip mendasar / umum
  1. aksioma
  1. doktrin
  1. konvensi
  1. fundamental
  1. premis dasar
  1. kendala
 
SUMBER KONSEP DASAR
IAI/IASC
Ada dua konsep dasar (asumsi pelandas) yang disebut secara spesifik dalam rerangka konseptual IASC : basis akrual dan usaha berlanjut.
 
Paul Grady
Grady (1965) melakukan studi untuk menginventarisasi praktik akuntansi di Amerika untuk mengidentifikasi berbagai faktor lingkungan, kebiasaan, konsep, prinsip, praktek, metode, dan teknik yang membentuk teknik akuntansi berterima umum Amerika. Grady mengidentifikasi sepuluh konsep dasar yang dianggap melandasi praktek bisnis dan akuntansi di Amerika. Grady mendeskripsikan konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang melekat pada statemen keuangan.
Konsep dasar merupakan konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang melekat pada statement keuangan.10 konsep dasar menurut Paul Grady adalah:
 
  1. Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi
  1. Entitas bisnis spesifik
  1. Usaha berlanjut
  1. Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akuntansi
  1. Konsistensi antara periode untuk entitas yang sama
  1. Keanekaragaman perlakuan akuntansi diantara entitas independen
  1. Konservatisma
  1. Keterandalan data melalui pengendalian internal
  1. Matearilitas
  1. Ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran
 
Wolk, Tearney, dan Dodd
Mendaftar empat (4) konsep yang dianggap sebagai postulat dan beberapa konsep lain sebagai prinsip berorientasi masukkan yaitu recognition, matching, conservatis, disclosure,materialty dan objectivity dan prinsip berorientasi keluaran yaitu comparability, materialty, dan uniformity. Keempat konsep yang dikategorikan sebagai postulat adalah :
  1. Usaha berlanjut
  1. Periode waktu
  1. Entitas akuntansi
  1. Unit Moneter
 
Antony, Hawkins dan Merchant
Mendaftar sebelas (11) konsep yang dijadikan sebagai basis dalam membahas statemen keuangan yaitu:
 
  1. pengukuran dengan unit uang
  1. entitas
  1. usaha berlanjut
  1. kos
  1. aspek ganda
  1. periode akuntansi
  1. konservatisma
  1. realisasi
  1. penandingan
  1. konsistensi
  1. materialitas
 
Konsep dasar 1 sampai 5 dikategorikan sebagai pelandasan statemen posisi keungan, sedangkan konsep dasar 6 sampai 11 dikategorikan sebagai pelandasan statemen laba – rugi.
 
Paton dan Littleton
Seperangkat konsep dasar yang dikemukakan Paton dan Littleton (1970) merupakan konsep-konsep dasar yang dikenalkan sebelum sumber-sumber yang disebut sebelumnya. Buku Paton dan Littleton (P&L) yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1940 merupakan salah satu karya klasik yang mempengaruhi pemikiran akuntansi sesudah itu.
Konsep – konsep dasar yang dikemukakan P&L :
  1. entitas bisnis atau kesatuan usaha
  1. kontinuitas kegiatan atau usaha
  1. penghargaan sepakatan
  1. kos melekat
  1. upaya dan capaian atau hasil
  1. bukti terverifikasi dan objektif
  1. asumsi
 
Beberapa daftar diatas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tentang apa yang dimasukkan sebagai konsep dasar oleh berbagai sumber diatas. Perbedaan dapat terjadi karena perbedaan persepsi berbagai sumber tentang faktor
lingkungan atau karena perbedaan pendefinisian makna atau status suatu konsep sebagai konsep dasar. Sebagai contoh, Grady menganggap bahawa hak milik pribadi merupakan suatu konsep dasar sedangkan penulis yang lain menganggap hak milik pribadi adalah suatu faktor lingkungan. P&L tidak memasukkan materialitas sebagai konsep dasar mungkin karena mereka mengaggaap bahwa materialitas lebih merupakan kriteria pemilihan informasi dan karenanya kurang validitas sebagai konsep dasar. Demikian juga konsep taksiran tidak dimasukkan dalam konsep dasar karena konsep taksiran lebih merupakan keterbatasan informasi keuangan daripada konsep itu sendirinya adalah konsekuensi atau turunan dari konsep entitas bisnis demikian juga konsep periode waktu dan konsep akrual, keduanya sebenarnya adalah turunan konsep dasar penandingan upaya dan hasil. Untuk menunjukkan konsep yang maknanya sama sering kali juga digunakan beberapa istilah ynag berbeda misalnya : kesatuan akuntansi, kesatuan usaha, kesatuan, entitas, kesinambungan, berlangsung terus dan kontinuitas usaha.
Suatu konsep dasar merupakan turunan atau konsekuensi logis dari konsep dasar yang lain sehingga terjadi perbedaan tentang banyaknya konsep-konsep yang masuk dalam seperangkat konsep dasar. Konsep sistem berapasangan misalnya, sebenar
      Konsep – konsep yang diuraikan oleh P&L cukup lengkap karena dapat menjelaskan tentang faktor lingkungan dan praktik akuntansi yang berjalan pada jamannya. P&L juga menunjukkan kaitan antara konsep dasar yang satu dengan yang lain secara koheren, oleh karen itu, konsep dasar P&L dijadikan bahan bahasan utama karena menjelaskan konsep dasar lain yang merupakan turunannya dengan menunjukkan hubungan dengan konsep dasar P&L. Pembahasan konsep dasar terhadap standar atau praktik akuntansi, dan hal – hal penting yang berkaitan dengan konseep dasar bersangkutan.
 
Konsep dasar Paton dan Littleton
 
1.      Kesatuan Usaha
 
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.
Berdiri sendiri dan bertindak atas namanya sendiri berarti bahwa suatu kesatuan atau badan usaha diperlakukan sebagai orang. Dengan demikian, konsep ini mempersonifikasikan badan usaha sehingga usaha dapat melakukan perbuatan hukum dan ekonomik atas nama badan tersebut dan bukan atas nama pemilik. Hubungan antara kesatuan usaha dan pemilik dipandang sebagai hubungan bisnis. Pemisahan kedudukan kesatuan usaha dan pemilik berarti bahwa fungsi manajemen terpisah dengan fungsi investasi. Kesatuan usaha menjadi sudut pandang akuntansi berarti bahwa akuntansi berkepentingan dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha bukan pemilik. Dengan kata lain, kesatuan usaha menjadi kesatuan pelapor yang bertanggung jelas kepada pemilik. Statemen keuangan merupakan medium pertanggung jelasan.
Batas kesatuan usaha dari segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau melainkan kesatuan ekonomik artinya akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai suatu kesatuan ekonomik daripada kesatuan yuridis. Batas kesatuan ekonomik adalah kendali oleh satu manajemen. Oleh karena itu untuk menentukan kesatuan usaha sebagai pusat pertanggungjelasan keuangan, pertimbangan akuntansi adalah apakah secara ekonomik satu kegiatan usaha atau lebih dapat dianggap berdiri sendiri sebagai satu kesatuan.
 
 
Dengan pengertian diatas, bila konsep usaha dianut, konsep ini mempunyai beberapa implikasi di bawah ini. Kesatuan usaha hanya merupakan salah satu kesatuan.
 
Batas kesatuan
 
            Walaupun secara yuridis kesatuan usaha didukung keberadaannya, batas kesatuan usaha dari segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau hukum melainkan kesatuan ekonomik.artinya akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai kesatuan ekonomik dari pada kesatuan yuridis. Batas kesatuan ekonomik  adalah kendali oleh satu manajemen. Oleh karena itu, untuk menentukan kesatuan usaha sebagai pusat pertanggung jelasan keuangan, pertimbangan akuntansi adalah apakah secara ekonomik satu kegiatan usaha atau lebih dapat dianggap berdiri sendiri sebagai satu kesatuan.
Implikasi konsep kesatuan usaha
 
1.1  Pengertian Ekuitas
 
Hubungan antara kesatuan usaha terpisah dengan pemilik dan hubungan tersebut dipandang sebagai hubungan bisnis, konsep kesatuan usaha mempunyai implikasi terhadap pendefinisian ekuitas. Dari sudut pandang kesatuan usaha, ekuitas / modal merupakan utang /kewajiban perusahaan kepada pemilik. Hal ini berlawanan dengan pendefinisian secara struktursal bahwa ekuitas adalah hak residual pemilik terhadap aset bersih sebagaimana didefinisi dalam rerangka konseptual FASB.
 
1.2  pengertian pendapatan
 
konsep kesatuan usaha dapat menjelaskan mengapa pendapatan dan untung didefinisikan sebagai kenaikan aset. Kalau ada aliran aset masuk yang terjadi karena perusahaan menjual barang atau menyerahkan jasa maka aset perusahaan akan bertambah. Kas masuk itulah yang disebut pendapatan. Pada saat terjadi pendapatan, pada saat yang sama utang unit usaha kepada pemilik bertambah yang berarti ekuitas bertambah, jadi pendapatan menambah ekuitas karena dengan konsep kesatuan usaha pendapatan sebagai kenaikan kas menimbulkan kenaikan utang kesatuan usaha kepada pemilik.
 
1.3  Pengertian biaya
 
Definisi biaya sebagai penurunan aset atau timbulnya kewajiban dapat dijelaskan dengan konsep kesatuan usaha. Penyerahan produk dalam rangka menciptakan pendapatan yang dapat menyebabkan aset persediaan barang semakin berkurang.
Berkurangnya aset inilah yang disebut biaya. Pada saat terjadinya biaya,utang kepada pemilik berkurang dan pemilik harus bersedia menanggung biaya tersebut karena kesatuan usaha dapat dikatakan bertindak untuk kepentingan pemilik.
Sesuai dengan gagasan P&L diatas, pendapatan dan biaya merupakan pendapatan dan biaya kesatuan usaha bukan pemilik. Oleh karena itu, pendapatan dan biaya tidak didefinisikan atas dasar perubahan ekuitas tetapi atas dasar perubahan aset. Bahwa pendapatan dan biaya mempengaruhi ekuitas merupakan akibat dianutkan konsep kesatuan usaha. Dengan kata lain pendapatan, biaya untung, dan rugi merupakan penyebab perubahan ekuitas.
 
1.4  Sistem berpasangan
 
Sistem berpasangan atau aspek ganda dalam pencatatan dan pelaporan merupakan konsekuensi logis / turunan dari konsep kesatuan usaha. Hubungan bisnis antara manajemen.
 
 
 
1.5  Persamaan Akuntansi
 
Dengan konsep kesatuan usaha, eleman pendapatan (serta untung) dan biaya (serta rugi) merupakan penyebab perubahan ekuitas. Hubungan fungsional antar buku besar ini dapat dinyatakan dengan persamaan akuntansi yang spesifik dan bukan persamaan aljabar.
Persamaan tersebut dirumuskan sebagai berikut:
 
 
A = K + E + P – B + I – D
 
 
 
1.6  Statemen Keuangan berartikulasi
 
Artikulasi merupakan turunan atau konsekuansi dari konsep kesatuan usaha. Dengan artikulasi, akan selalu dapat ditunjukkan bahwa laba dalam statemen laba-rugi akan sama dengan laba dalam statemen berubahan ekuitas dan jumlah rupiah ekuitas akhir dalam statemen perubahan ekuitas akan sama dengan jumlah rupiah ekuitas dalam neraca. Dengan konsep kesatuan usaha. Pendapatan(P). Biaya(B). Laba(P-B) didefinisi sebagai perubahan aset yang akhirnya mempengaruhi ekuitas. Posisi keuangan awal digabung dengan perubahan akan menghasilkan posisi keuangan akhir. Hubungan ini dapat dilukiskan sbb:
 
                  Posisi akhir :   A*       =            K*       +          E*
                  Posisi awal :      A         =          K         +          E
                  Perubahan  :     ∆A       =          ∆K       +          ∆E
 
Akibat artikulasi, laporan laba-rugi merupakan sarana untuk melaporkan perubahan bersih aset dan kewajiban (aset bersih). Dengan demikian, laba merupakan konsekuensi pengukuran aset dan kewajiban sebagai fokus. Sementara itu, ekuitas merupakan akibat pengukuran perubahan aset bersih, sehingga tidak didefinisi secara semantic seperti aset dan kewajiban.
 
  1. Kontinuitas Usaha
 
                  Konsep kontinuitas usaha menyatakan bahwa tidak ada tanda-tanda atau gejala-gejala maupun rencana pasti di masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi. Sehingga akuntansi menganggap kesatuan usaha tersebut akan berlangsung sampai waktu yang tak terbatas.
 
 
                  Konsep ini dipertimbangkan pada saat penyusunan statemen keuangan atau pada saat akuntansi menghadapi pilihan dalam proses perekayasaan atau penyusunan standar.
                  Yang menjadi dasar validitas konsep ini adalah kenyataan bahwa kelangsungan hidup perusahaan di masa datang tidak pasti. Selain itu, konsep ini dianut akuntansi atas dasar penalaran bahwa kelangsungan hidup/kontinuitas perusahaan merupakan harapan normal/umum/logis, bukan untuk mati atau dilikuidasi. Perusahaan tidak didirikan untuk usaha yang berjangka pendek sehingga likuidasi bukan merupakan harapan yang umum dan masuk akal dalam pendirian perusahaan.
 
 
2.1 Arti Penting Laporan Periodik
 
Dengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha untuk maju dan berkembang dengan jalan menciptakan laba terus menerus dalam jangka panjang. Laba diperoleh melalui kegiatan menyerahkan barang/jasa yang menimbulkan aliran biaya sebagai aliran keluar aset (sumber ekonomik). Laba periodik dalam pelaporan keuangan menjadi informasi penting dalam menilai daya melaba (earning power) perusahaan.
Daya melaba adalah rata-rata dalam jangka panjang tingkat imbalan periodic tertentu. Tingkat imbalan investasi periodic merupakan tingkat mendapatkan laba dengan tingkat sumber ekonomik tertentu yang diukur secara periodic. Daya melaba dipadang sebagai kecenderungan laba atau rata-rata tingkat imbalan investasi dalam jangka panjang
 
2.2 Kedudukan Statemen Laba-Rugi
 
Statemen laba-rugi periodik merupakan penggalan pendapatan dan biaya dalam mengukur daya melaba jangka panjang, sehingga statemen laba-rugi dipandang sebagai statemen keuangan periodic bersifat tidak final.
Implikasi konsep ini terhadap standar adalah adanya ketentuan penyajian statemen laba-rugi periodic secara komparatif/serial, paling tidak untuk 2 periode berturut-turut. Fluktuasi laba tahunan adalah hal wajar sehingga untung/rugi luar biasa harus masuk dalam statemen laba-rugi all-inclusive.
 
2.3    Fungsi Neraca dan Penilain Elemennya
 
Dengan konsep kontinutas usaha tujuan pelaporan pos neraca adalah untuk menunjukkan sisa potensi – potensi jasa yang masih dimiliki kesatuan usaha untuk menghasilkan pendapatan dalam periode periode berikutnya. Proses penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada tiap pos neraca merupakan pengukuran sisa potensi jasa, sehingga akuntansi menilai  pos – pos neraca berdasarkan kos historis (historical cost principle concept ).
 
 
  1. Penghargaan sepakatan
 
Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah / agregat harga / penghargaan sepakatan yang terlibat dalam tiap transaksi merupakan pengukuran / bahan olah dasar akuntansi yang paling objectif terutama dalam mengukur sumber ekomonik yang masuk dan sumber ekonomik yang keluar. Sebagai konsekuensi, elemen – elemen atau pos – pos pelaporan keuangan diukur atas dasar penghargaan sepakatan tersebut.
 
Konsep ini dilandasi pemikiran bahwa fungsi akuntansi adalah meneydiakan informasi yang berpaut dengan kegiatan perusahaan yang sebagian besar terdiri atas transaksi pertukaran dengan perusahaan lain. Penghargaan sepakatan merupakan dasar kuantifikasi berbagai jenis objek menjadi objek – objek homogenus yang paling objektif untuk menyajikan hubungan antar objek yang bermakna. Penghargaan sepakatan tersebut akan dicatat dan diolah lebih lanjut dalam sisem akuntansi perusahaan untuk berbagai laporan manajerial dan statemen keuangan.
Dengan pemahaman seperti digambarkan diatas, tujuan akuntansiuntuk menyediakan jasa berupa data kuantitatif dasar (basic quantitative data) akanmencapai tingkat manfaat yang tinggi karena adanya kesatuan pengertian tentang bahan olah dasarnya.
 
Jasa di Balik Kos
 
Akuntansi menggunakan satuan mata uang karena satuan tersebut paling mudah untuk mengkuantifikasi objek atau jasa ke dalam satuan yang homogenus dan juga karena harga dalam satuan uang adalah cara yang sudah umum untuk menyatakan kesepakatan dalam pertukaran. Dari segi akuntansi, sebenarnya bukan uang atau harga itu sendiri yang mempunyai arti penting melainkan justru potensi jasa yang ada di balik angka koslah yang mempunyai arti penting. 
Potensi jasa tersebut adalah daya, kemampuan, atau Dari segi akuntansi, sebenarnya bukan uang atau harga itu sendiri yang mempunyai arti penting melainkan justru potensi jasa yang ada di balik angka koslah yang mempunyai arti penting.  kapasitas yang kalau ditukarkan dapat menimbulkan daya, kemampuan, atau kapasitas lain yang kekuatannya (besarnya) paling tidak sama dengan yang sebelumnya dimiliki perusahaan yang direpresentasi dalam bentuk kos. Misalnya , kas Rp5.000.000 ditukarkan dengan mesin, ini berarti bahwa daya beli (kos Rp 5.000.000) ditukarkan dengan daya produksi (kos Rp 5.000.000).
 
Keterbatasan Informasi Akuntansi
 
Arti penting kos sebagai bahan olah akuntansi sebenarnya dapat dikenali keterbatasan akuntansi dalam memberikan informasi untuk kepentingan pengambilan keputusan. Informasi akuntansi merupakan sebagaian  dari informasi yang mungkin dibutuhkan untuk pengembalian keputusan oleh pihak eksternal dan manajemen. Lebih dar itu, pertimbangan dan kebijakan didasarkan pada data akuntansi secara cukup mendalam, akhirnya keputusan yang dihasilkan akan mencerminkan juga pengaruh data nonakuntansi dan akan diwarnai dengan hal-hal yang sangat kualitatif dan subjektif seperti ; tujuan secara keseluruhan, sasaran jangka pendek, peraturan pemerintah alasan politik, dan sebagainya.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

1 komentar:

  1. 888sport Casino - Jeopardy - CBSDetroit.com
    The 888sport mobile sportsbook has been around for a 전라북도 출장안마 long 제천 출장샵 time, but it is not as reliable 시흥 출장마사지 as you think it was 목포 출장샵 a decade ago. The 파주 출장샵 phone's black screen

    BalasHapus